Militer Dunia – Simo Hayha adalah penembak jitu militer Finlandia dalam Perang Dunia II, khususnya pada Perang Musim Dingin (1939-1940) melawan Uni Soviet.Ia disebut-sebut sebagai penembak jitu paling mematikan dalam sejarah perang, yang kemudian dijuluki “The White Death” atau Si Maut Putih.Selama Perang Musim Dingin, yang hanya berlangsung sekitar 100 hari (30 November ‎1939‎-13 Maret‎ ‎1940), Hayha diperkirakan telah membunuh 505 orang.Angka tersebut adalah jumlah terbanyak yang pernah dicatatkan seorang penembak jitu dalam pertempuran besar.

Terampil menembak sejak muda

Simo Hayha lahir pada 17 Desember 1905 di Kiiskinen, Rautjarvi, Karelia, dulunya Finlandia, yang sekarang menjadi wilayah Rusia.

Ia adalah putra ketujuh dari pasangan petani bernama Juho dan Katriina Hayha. Sejak kecil, Simo Hayha membantu keluarganya bertani dan memiliki beberapa hobi, termasuk bermain ski, berburu, serta menembak. Ia pun memenangkan banyak kompetisi menembak yang diadakan di daerahnya.

Pada usia 17 tahun, Simo Hayha memanfaatkan kemampuan berburu dan menggunakan senjata api untuk bergabung dalam militer Finlandia. Setelah itu, ia mengikuti wajib militer selama beberapa tahun. Uniknya, Hayha baru mendapatkan pelatihan resmi sebagai penembak jitu atau sniper pada 1938, atau setahun sebelum Perang Musim Dingin dimulai. Berdasarkan catatan rekannya, Hayha mampu memperkirakan jarak dengan akurasi 1 meter hingga 150 meter. Selama pelatihan, Hayha mengenai target sebanyak 16 kali dari jarak 150 meter hanya dalam satu menit. Itu adalah capaian luar biasa dengan senapan bolt action, mengingat setiap kartrid harus diisi secara manual dengan magasin tetap yang disatukan.

Dalam perang ini, Simo Hayha menjadi satu dari sekitar 340.000 tentara Finlandia yang melawan antara 425.000-760.000 pasukan musuh. Para penembak jitu, termasuk Hayha, melakukan penyamaran dengan pakaian serba putih dan menunggu di lubang salju yang bersuhu sekitar -20 derajat celcius.

Bertugas di Kompi 6 Resimen Infanteri 34 di bawah Letnan Aarne Juutilainen, Hayha mengembangkan beberapa taktik unik yang membantunya tetap tersembunyi dan bertahan selama berjam-jam dalam cuaca sangat dingin. Hayha mengenakan banyak lapisan pakaian dan mengantongi roti serta gula yang dapat memberinya energi sekaligus menghangatkan tubuh. Selain itu, agar napasnya tidak terlihat, ia rela menyimpan salju di mulutnya

Hayha menggunakan M/28-30 produksi Finlandia (varian dari senapan Mosin–Nagant) dan senapan mesin ringan Suomi KP/-31. Dengan cara itu, dalam waktu sekitar 100 hari, Hayha diperkirakan telah membunuh 500 tentara musuh. Karena itulah, ia dijuluki sebagai “The White Death” atau Si Maut Putih.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *