SIAPA sangka jika berbicara tentang Yunani Kuno, kita tidak hanya membicarakan filsafat, seni, dan demokrasi? Ternyata, Yunani Kuno juga memiliki sejarah militer yang kaya, termasuk peran tentara bayaran yang seringkali terlupakan.
Hoplit, misalnya, adalah tentara bayaran yang sangat terlatih dan berpengalaman dalam menggunakan perisai bulat dan tombak. Mereka biasanya berasal dari kalangan menengah ke atas yang memiliki cukup sumber daya untuk membeli perlengkapan sendiri.
Namun, tidak semua hoplit adalah tentara dari polis (kota-negara) tempat mereka berasal. Banyak di antaranya yang menjadi tentara sewaan, membantu polis lain atau bahkan negara lain.
Mereka seringkali dipekerjakan dalam konflik antar-polis, terutama di masa-masa ketika perang seperti Perang Peloponnesos melanda Yunani.
Keunggulan hoplit terletak pada formasi pertempuran mereka yang dikenal sebagai “phalanx.” Di sini, setiap prajurit melindungi diri sendiri dan rekan di sebelahnya dengan perisai, sementara tombak mereka menjorok ke depan.
Formasi ini memungkinkan mereka mengepung dan menaklukkan musuh dengan efisien.
Para ahli sejarah seperti Victor Davis Hanson dalam bukunya “The Western Way of War” (1989) menekankan bahwa profesionalisme dan keahlian hoplit sebagai tentara bayaran sangat memengaruhi cara Yunani berperang. Mereka tidak hanya sekadar prajurit, tapi juga simbol kekuatan militer dan disiplin yang tinggi.
Pertempuran Marathon dan Peloponnesos
Salah satu contoh ikonik dari keberhasilan tentara bayaran adalah dalam Pertempuran Marathon tahun 490 SM. Di sini, tentara bayaran Yunani berhadapan dengan pasukan Persia yang lebih besar. Meski kalah jumlah, mereka berhasil mengalahkan musuh dengan taktik dan keahlian militer yang superior.
Selain itu, tentara bayaran juga berperan penting dalam Perang Peloponnesos, sebuah konflik antara Athena dan Sparta yang berlangsung selama lebih dari dua dasawarsa.
Di perang itu, kedua pihak mempekerjakan tentara bayaran untuk mengisi barisan mereka atau sebagai pasukan khusus. Para tentara bayaran ini kerap kali datang dari daerah yang jauh dan memiliki keterampilan khusus, seperti memanah atau menunggang kuda.
Pentingnya tentara bayaran diakui oleh Thucydides, sejarawan Yunani yang mendokumentasikan Perang Peloponnesos dalam “Sejarah Perang Peloponnesos” (431-404 SM). Menurutnya, tentara bayaran bisa menjadi penentu kemenangan dalam pertempuran tertentu.
Bahkan setelah Perang Peloponnesos berakhir, tentara bayaran tetap menjadi bagian integral dari strategi militer Yunani. Mereka terus dipekerjakan dalam konflik antar-polis atau oleh kekaisaran lain yang ingin memanfaatkan keahlian militer Yunani.