Pada 1799, Napoleon Bonaparte berhasil naik ke tampuk kekuasaan di Perancis melalui kudeta yang dikenal sebagai Kudeta 18 Brumaire. Selama Revolusi Perancis (1789-1799), Napoleon Bonaparte membuktikan diri sebagai jenderal muda yang brilian dengan memenangkan serangkaian pertempuran. Ketika Napoleon Bonaparte kembali ke Perancis pada Oktober 1799, namanya begitu terkenal dan banyak yang melihatnya sebagai seorang penyelamat
Napoleon mungkin baru berusia 30 tahun, tetapi ia dipandang oleh banyak orang sebagai putra terbesar revolusi. Dari situlah, Napoleon naik ke tampuk kekuasaan dan menobatkan dirinya sebagai Kaisar Perancis pada 1804. Berikut ini kisah perjalanan Napoleon Bonaparte naik ke tampuk kekuasaan di Perancis.
Perjalanan menjadi kaisar Keberhasilan Kudeta 18 Brumaire membuat Direktori diganti dengan Konsulat beranggotakan tiga orang. Napoleon menjadi konsul pertama, yang secara praktis juga menandai akhir Revolusi Perancis.
Pada Juni 1800, di Pertempuran Marengo, pasukan Napoleon mengalahkan salah satu musuh abadi Perancis, yaitu Austria, dan mengusir mereka dari Italia.
Setelah terlibat dalam banyak pertempuran, Napoleon akhirnya kalah dalam Pertempuran Leipzig (1813). Napoleon kemudian ditangkap dan diasingkan ke Pulau Elba pada 1814, tetapi berhasil melarikan diri. Napoleon hanya tinggal selama 10 bulan di Pulau Elba. Pada 26 Februari 1815, ia kabur dan kembali ke Perancis untuk merebut kembali kekuasannya
Napoleon berlabuh di Perancis pada Maret 1815 dan segera memulai pemerintahannya kembali, tetapi hanya berlangsung selama seratus hari. Pasalnya, kekuatan-kekuatan di Eropa segera bergabung untuk melawan Napoleon, yang akhirnya kalah di Waterloo, Belgia. Napoleon kemudian diasingkan oleh Inggris ke Pulau Santa Helena yang terpencil di tengah Samudra Atlantik. Di tempat pengasingan keduanya ini, Napoleon Bonaparte tinggal hingga akhir hayatnya pada 5 Mei 1821.