Militer Dunia – seorang jenderal, negarawan, dan tokoh politik Romawi yang hidup pada abad ke-1 SM. Julius Caesar dikenal karena kepemimpinannya nan cemerlang dan reformasi-reformasi besar yang diusulkannya untuk memperbaiki keadaan di Roma. Caesar berhasil menjadi kaisar dan memimpin pasukan Romawi dalam serangkaian kampanye militer yang sukses. Ia juga mengubah struktur politik Republik Romawi.
Namun, ambisinya yang besar dan cara pemerintahannya yang otoriter memicu ketegangan di antara elite politik Romawi. Pada 15 Maret 44 SM, Julius Caesar dibunuh dalam suatu kudeta terkenal, yang dikenal sebagai “Ides of Marchâ. Berikut ini fakta menarik mengenai Julius Caesar, pria yang terkenal dengan gagasan Veni, Vidi, Vici (Saya datang, saya lihat, saya menang).
Pernah diculik bajak laut Julius Caesar pernah diculik oleh bajak laut pada 75 SM. Saat itu, Caesar berusia sekitar pertengahan 20-an dan sedang dalam perjalanan dari Roma ke pulau Rodos di Laut Aegea untuk belajar. Namun, kapalnya dibajak oleh bajak laut di lepas pantai barat daya Asia Minor.
Para bajak laut menetapkan jumlah uang tebusan untuk melepaskannya. Caesar pun membayar jumlah tebusan tersebut dan kemudian ia dibebaskan. Setelah dibebaskan, dia marah kepada para bajak laut tersebut. Dia menyusun pasukan dan armada kapal untuk mengejar dan menangkap para bajak laut. Setelah berhasil menangkap mereka, dia menghukum mati para bajak laut tersebut sebagai balas dendam.
Dalam beberapa tahun, seorang jenderal bernama Lucius Cornelius Sulla menjadi diktator Republik Romawi dan memerintahkan eksekusi siapa pun yang dianggapnya sebagai musuh negara. Ayah mertua Caesar, Lucius Cornelius Cinna (wafat pada 84 SM), telah menjadi rival Sulla. Sebagai hasilnya, Sulla memerintahkan Caesar untuk menceraikan Cornelia, tetapi ia menolaknya. Mengetahui bahwa ketidakpatuhan itu bisa membuatnya kehilangan nyawanya, Caesar melarikan diri dari Roma dan menjadi buronan. Selama berada dalam pelarian, dia terjangkit malaria dan kemudian ditangkap oleh salah satu prajurit Sulla. Caesar pun diharuskan membayar suap besar agar tetap bebas. Akhirnya, beberapa teman dan kerabat berpengaruh Caesar berhasil meyakinkan Sulla untuk membiarkan Caesar kembali ke Roma, sehingga dapat bersatu kembali dengan Cornelia.
Sulla pun setuju dan akhirnya pasangan ini bersatu kembali. Pasangan ini memiliki seorang putri bernama Julia Caesaris yang lahir pada 76 SM. Cornelia meninggal pada 69 SM. Kemudian, pada 67 SM, Caesar menikahi Pompeia, cucu perempuan Sulla. Pada 62 SM, dengan Caesar menjabat sebagai pontifex maximus atau kepala imam pemerintah negara, Pompeia ikut serta dalam pertemuan tahunan perempuan Romawi yang disebut Bona Dea (dewi baik) yang diselenggarakan di rumah Caesar. Acara tersebut hanya untuk perempuan. Namun, seorang pria bangsawan muda menyamar sebagai perempuan dan muncul di pesta itu. Penyamaran pria itu terbongkar, lalu dilaporkan bahwa ia jatuh cinta dan mencoba merayu Pompeia. Meskipun tidak diketahui apakah Pompeia secara sukarela terlibat dalam insiden tersebut, Caesar memutuskan untuk menceraikannya. Ia juga menyatakan bahwa istrinya ikut terlibat dalam skandal tersebut. Lalu, Caesar menikah dengan istri ketiganya, Calpurnia, pada 59 SM, yang tetap mendampinginya hingga kematiannya.
Memiliki seorang putra dengan Cleopatra Pada 48 SM, Caesar pergi ke Mesir untuk mengejar salah satu saingannya, jenderal Romawi Pompey. Saat di Mesir, dia bertemu dengan Cleopatra yang sedang terlibat dalam perang saudara dengan adik laki-lakinya, Ptolemy XIII. Caesar, yang mengklaim sebagai pelaksana keinginan dari ayah kedua saudaranya yang sudah meninggal, memerintahkan kedua saudara itu datang kepadanya