Militer Dunia – Apakah detikers pernah mendengar nama Alexander Agung atau Alexander the Great? Tokoh tersebut adalah Raja Yunani Kuno dari Kerajaan Makedonia pada tahun 336 – 323 Sebelum Masehi. Ia adalah sosok berpengaruh yang berhasil menyebarkan budaya Yunani.
Gelar ‘Agung’ pada Alexander melekat karena diketahui dia berhasil menaklukkan wilayah Semenanjung Balkan, Mesir, hingga wilayah yang kini menjadi Pakistan.

Alexander dikenal sebagai salah satu pemimpin militer terbaik sepanjang masa karena kehebatannya dalam peperangan. Bahkan, dia tidak pernah terkalahkan dalam berbagai pertempuran

Selama 13 tahun kepemimpinannya, Alexander telah mendirikan lebih dari 70 kota meliputi Persia, Asia Kecil, dan Makedonia. Dalam kepemimpinannya, dia menginspirasikan keberanian dan kesetiaannya dalam pasukan.

Namun, meski sangat hebat pada masa lalu, Alexander justru tidak menaklukkan wilayah Romawi. Alih-alih ke barat seperti wilayah Italia dan sekitarnya, Alexander justru menginvasi ke arah timur. Kenapa ya?

Rencana Penaklukan ke Arah Italia
Menurut sejarawan kuno dari Romawi yang hidup pada abad pertama Masehi, bernama Quintus Curtius Rufus, Alexander Agung telah merencanakan serangkaian penaklukan yang bila berhasil akan memperluas kerajaannya hingga Selat Gibraltar.

Dari beberapa teks kuno, diketahui bahwa Alexander Agung menyatakan rencananya untuk melakukan kampanye militer di Barat yang melibatkan sebagian wilayah Italia dan sepanjang Mediterania, sebagaimana dikutip dari Live Science.

Rufus dan beberapa penulis kuno juga mengaku bahwa Alexander Agung berencana membangun 700 kapal untuk mendukung invasi tersebut.

“Bangsa Romawi yakin bahwa Alexander akan mencoba menaklukkan Roma. Namun bagi sejarawan modern hal ini mustahil untuk diketahui,” kata Nikolaus Overtoom, profesor sejarah di Washington State University.

Beberapa penulis kuno menyatakan bahwa sekretaris Alexander, Eumenes, memberikan rencana penaklukan yang mencakup sebagian Italia kepada Jenderal Senior Alexander yaitu Perdiccas.

“Sekarang beberapa pakar percaya bahwa (rencana) tersebut tidak asli (karena) berkemungkinan dipalsukan oleh Eumenes, atau keseluruhan cerita yang muncul bertahun-tahun bahkan beberapa dekade kemudian,” ucap Robin Waterfield, sarjana independen dengan latar belakang sejarah klasik.

Bagaimana Jika Rencana Tersebut Dilaksanakan?
Meski ada rencana, namun tidak jelas mengenai kelanjutan invasi Alexander Agung kepada Italia. Seorang sejarawan yang hidup sekitar tahun 59 hingga 17 Sebelum Masehi, Livy, menulis naskah spekulasi yang memperkirakan bagaimana akhir invasi tersebut.

Livi memperkirakan jika Romawi berhasil mencegah invasi tersebut dengan mengalahkan pasukan Alexander.

Dia mencatat bahwa paman Alexander Agung yaitu Alexander I dari Kerajaan Epirus pernah mencoba menaklukan sebagian Italia tetapi mati terbunuh dalam pertempuran tahun 331 Sebelum Masehi.

Namun, Waterfield mencatat bahwa deskripsi rencana Alexander menunjukkan bahwa dia akan menginvasi lokasi lain di Mediterania sebelum mendarat di daratan Italia.

Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan Alexander akan sangat besar, bahkan jika Romawi mempunyai sekutu dalam perjuangan melawannya.

“Pada saat dia mencapai Italia dan menghadapi Republik Romawi, dia sudah menguasai sumber daya seluruh Mediterania – tentara bayaran yang sangat besar, dan dia sudah memimpin semua jalur pasokan,” papar Waterfield.

Bahkan Waterfield menambahkan, bahwa satu-satunya hal yang dapat menghentikan kekuatan pasukan Alexander adalah pemberontakan internal yang dilakukan oleh pasukan Makedonia itu sendiri.

“Jika Alexander menginvasi Italia kemungkinan besar dia akan berhasil,” ucap Philip Freeman, seorang profesor humaniora dari Universitas Pepperdine di California.

Alasan keberhasilannya karena ada sejumlah koloni Yunani di Italia yang kemungkinan besar mendukung pemerintahan Alexander.

Meski bangsa Romawi sangat tangguh dan akan melawan. Namun mereka belum menjadi kekuatan yang kuat di abad-abad berikutnya.

“Jika Alexander menginvasi, saya pikir tidak akan ada Kekaisaran Romawi karena kekuasaan Romawi sudah dipadamkan sejak awal,” tutur Freeman.

 

 

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *