Istilah “Kekuatan Besar” hanya digunakan dalam historiografi dan ilmu politik sejak Kongres Wina pada tahun 1815.[1][2] Lord Castlereagh, Sekretaris Luar Negeri Inggris, pertama kali menggunakan istilah itu dalam konteks diplomatiknya pada tahun 1814 dengan mengacu pada Perjanjian Chaumont. Penggunaan istilah ini dalam historiografi Abad Pertengahan berbeda untuk masing-masing penulis. Dalam historiografi periode pra-modern, lebih umum menggunakan istilah yang sama dengan Imperium Besar atau Bangsa Besar.

Kekuatan Besar abad pertengahan (500-1500 M)

William Eckhardt, Civilizations, Empires, and Wars: A Quantitative History of War (McFarland, 1992) (McFarland, 1992), hlm. 113, memberikan daftar kronologis kekuatan besar abad pertengahan berikut :[3][4]

Kekaisaran Tiongkok

Dinasti Utara dan Selatan (420–589)

Dinasti-Dinasti Selatan dan Utara (Hanzi: 南北朝, hanyu pinyin: Nanbei Chao) (420 – 589) adalah masa ketika Tiongkok terpecah menjadi dua dinasti yang berseteru di utara, dan di selatan. Dinasti Selatan adalah penerus Dinasti Jin yang terdesak ke selatan pada penghujungnya, sedangkan Dinasti Utara adalah Wei Utara yang berhasil mempersatukan enam belas negara-negara kecil di utara Tiongkok.

Dinasti Sui (Hanzi: 隋朝, hanyu pinyin: Sui Chao) (581 – 618) adalah sebuah dinasti yang menjadi peletak dasar bagi kejayaan Dinasti Tang sesudahnya. Dinasti ini mempersatukan Tiongkok yang terpecah belah pada Zaman Enam Belas Negara sebelumnya. Terusan besar dibangun pada masa dinasti ini. Dinasti ini cukup pendek karena hanya 2 kaisar yang benar-benar memerintah. Kaisar-kaisar berikutnya hanyalah kaisar boneka yang dipasang oleh para jenderal dan penguasa militer sebelum akhirnya mereka sendiri mendirikan dinastinya sendiri.

Dinasti Sui juga menyebarkan dan membangun Agama Buddha di seluruh kekaisaran. Di pertengahan dinasti ini, kekaisaran yang baru saja tersatukan memasuki masa keemasan dan kemakmuran dengan hasil pertanian yang melimpah yang mendukung Pertumbuhan penduduk. Dinasti ini sering dibandingkan dengan dinasti Qin yang berkuasa sebelumnya karena telah berhasil menyatukan Tiongkok setelah perpecahan yang berkepanjangan. Berbagai reformasi dan proyek konstruksi dilakukan untuk mengkonsolidasikan negara yang baru bersatu, dengan pengaruh jangka panjang di luar pemerintahan dinasti mereka yang pendek.

Dinasti Tang (Hanzi: 唐朝; Pinyin: Táng Cháo; Wade–Giles: T’ang Ch’ao; pertama 618–690 & kedua 705–907), dalam romanisasi Wade-Giles ditulis Dinasti T‘ang (dibaca sebagai thang), adalah salah satu dinasti Tiongkok yang menggantikan Dinasti Sui dan mendahului periode Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan. Dinasti ini didirikan oleh keluarga Li (李), yang mengambil alih kekuasaan pada masa kemunduran dan keruntuhan dinasti Sui. Keberlangsungan dinasti ini sempat terputus saat Maharani Wu Zetian mengambil alih takhta dan mengumandangkan berdirinya dinasti Zhou Kedua (690–705), dan menjadi satu-satunya kaisar perempuan dalam sejarah Tiongkok. Dinasti ini berkuasa selama rentang waktu 289 tahun dengan 21 kaisar.

Dinasti Tang, dengan ibu kota di Chang’an (kini Xi’an) yang saat itu merupakan kota terpadat di dunia, dianggap sebagai salah satu titik puncak dalam sejarah Tiongkok, sebuah zaman keemasan budaya kosmopolitan. Luas wilayahnya, yang diperoleh melalui kampanye militer penguasa-penguasa awalnya, menyaingi luas dinasti Han. Berdasarkan dua sensus pada abad ke-7 dan abad ke-8, catatan-catatan Tang memperkirakan jumlah penduduk sekitar 50 juta jiwa.

Periode Tang pada umumnya merupakan periode kemajuan dan stabilitas, kecuali saat Pemberontakan An Lushan dan kemunduran otoritas pusat pada masa akhir dinasti ini. Seperti Dinasti Sui, Dinasti Tang memiliki sistem perekrutan pegawai negeri melalui ujian kenegaraan. Tatanan ini terganggu oleh kemunculan gubernur-gubernur militer regional yang disebut jiedushi pada abad ke-9. Sementara itu, budaya Tiongkok berkembang dan semakin matang pada masa Tang; masa ini juga dianggap sebagai masa terbesar untuk puisi Tiongkok. Dua dari penyair terkenal Tiongkok, Li Bai dan Du Fu, berasal dari masa ini, dan juga berbagai pelukis terkenal seperti Han Gan, Zhang Xuan, dan Zhou Fang. Selain itu, terdapat berbagai sastra sejarah yang disusun oleh para ahli, dan juga ensiklopedia dan karya geografi.

Lima Dinasti dan Sepuluh Negara (907–960)

Lima Dinasti dan Sepuluh Negara (Hanzi: 五代十國 atau 五代十国, hanyu pinyin: Wudai Shiguo) (907 – 960) adalah sebuah zaman di mana Tiongkok terpecah-pecah menjadi lima dinasti yang sambung menyambung, dan sepuluh negara kecil-kecil lainnya. Lima Dinasti adalah : Liang Akhir, Jin Akhir, Han Akhir, Tang Akhir, dan Zhou Akhir. Dan Sepuluh Negara adalah : Yang Wu (907–937), Wuyue (907–978, Min (909–9450, Ma Chu (907–951), Han Selatan (917–971), Shu Awal (907–925), Shu Akhir (934–965), Jingnan (924–963), Tang Selatan (937–976, Han Utara (951–979)

Dinasti Song, Liao, Jin, serta Xia Barat (960-1279)

Dinasti Song (Hanzi: 宋朝; Pinyin: Sòng Cháo; Wade-Giles: Sung Ch’ao) adalah salah satu dinasti yang memerintah di Tiongkok antara tahun 960 sampai dengan tahun 1279 sebelum Tiongkok diinvasi oleh bangsa Mongol. Dinasti ini menggantikan periode Lima Dinasti dan Sepuluh Negara dan setelah kejatuhannya digantikan oleh Dinasti Yuan. Dinasti ini merupakan pemerintahan pertama di dunia yang mencetak uang kertas dan merupakan dinasti Tiongkok pertama yang mendirikan angkatan laut. Dalam periode pemerintahan dinasti ini pula, untuk pertama kalinya bubuk mesiu digunakan dalam peperangan dan kompas digunakan untuk menentukan arah utara. Dinasti Song juga diidentifikasi sebagai proto-industrialisasi dalam perdagangan sutra.

Dinasti Song dibagi ke dalam dua periode berbeda, Song Utara dan Song Selatan. Semasa periode Song Utara (Hanzi: 北宋, 960–1127), ibu kota Song terletak di kota Bianjing (sekarang Kaifeng) dan dinasti ini mengontrol kebanyakan daerah Tiongkok dalam (daerah mayoritas suku Han). Song Selatan (Hanzi: 南宋, 1127–1279) merujuk pada periode setelah dinasti Song kehilangan kendali atas Tiongkok Utara yang direbut oleh Dinasti Jin.

Dinasti Jīn (Hanzi: 金朝, hanyu pinyin: Jīn Cháo) (1115 – 1234), disebut sebagai Jin Raya (/dʒɪn/), Namanya kadang-kadang ditulis sebagai KinJurchen Jin atau Jinn dalam bahasa Inggris untuk membedakannya dari yang sebelumnya Dinasti Jìn, atau disebut “Dinasti Jurchen” atau “Jurchen Jin“, karena pendirinya Aguda (pemerintahan 1115-1123) adalah keturunan Wanyan Jurchen.

Orang Mongol yang selama berabad-abad menjadi pengikut Jin, pada tahun 1211 mulai melakukan penyerbuan di bawah pimpinan Jenghis Khan, akibatnya Jin mengalami kekalahan besar. Setelah mengalami banyak kekalahan, pemberontakan, pembelotan, dan kudeta selama 23 tahun, akhirnya Jin menyerah kepada Mongol pada 1234.

Dinasti Liao (Hanzi: 辽国 atau 遼朝, hanyu pinyin: Liao Chao) (916 – 1125) adalah sebuah dinasti yang didirikan oleh bangsa Khitan (Hanzi: 契丹, hanyu pinyin: Qidan), sebuah bangsa minoritas di sebelah utara Tiongkok yang tepatnya adalah wilayah Manchuria sekarang.

Xia Barat (Hanzi: 西夏, hanyu pinyin: Xi Xia) (1038 – 1227) adalah sebuah negara yang didirikan oleh suku asing di sebelah barat Tiongkok, kira-kira di wilayah Ningxia, Republik Rakyat Tiongkok yang sekarang.

Dinasti Ming (Hanzi: 明朝, hanyu pinyin: ming chao) (1368 – 1644) adalah dinasti satu dari dua dinasti yang didirikan dari pemberontakan petani sepanjang sejarah Tiongkok. Dinasti ini adalah dinasti bangsa Han yang terakhir memerintah setelah Dinasti Song. Pada tahun 1368, Zhu Yuanzhang berhasil mengusir bangsa Mongol kembali ke utara dan menghancurkan Dinasti Yuan yang mereka dirikan. Ia mendirikan dinasti Ming (大明國; Dà Míng Guó), dengan ibu kotanya di Yingtian (sekarang Nanjing) sebelum putranya, Zhu Di, yang menjadi kaisar ke-3 memindahkan ibu kota ke Shuntian (sekarang Beijing). Yingtian kemudian berganti nama menjadi Nanjing (ibu kota selatan).

Awal Dinasti Ming ditandai dengan masa-masa ketenangan dan kemakmuran di bawah Kaisar Hongwu, Zhu Yuanzhang. Kaisar Hongwu melakukan reformasi pada sistem pemerintahan dan birokrasi dengan membentuk organ birokrasi baru yang saling mengimbangi untuk mencegah munculnya lembaga pemerintah yang mempunyai wewenang terlalu besar. Ia juga melakukan pembangunan ekonomi, menghentikan segala ekspedisi militer untuk memberi rakyat waktu dan ketenangan untuk melakukan tanggung jawab mereka di bidang masing-masing. Kebijakan ini berhasil ditandai dengan peningkatan jumlah populasi sampai dengan 10.650.000 kepala keluarga atau 65.000.000 jiwa pada tahun 1393.

Dinasti ming juga memerintahkan Pelayaran Cheng Ho ke Samudra Barat. Armada ekspedisi Tiongkok ini sangat termiliterisasi dan berlayar dengan membawa banyak harta untuk memproyeksikan kekuatan dan kekayaan Tiongkok ke seluruh dunia. Mereka membawa kembali banyak duta besar asing yang penguasanya bersedia untuk membayar upeti kepada Tiongkok.

Memasuki Abad ke 16, Dinasti Ming mengalami kemunduran. Pemberontakan Bozhou oleh suku Miao, Misi militer pengamanan wilayah, bencana alam hingga wabah memperburuk kondisi perekonomian dinasti Ming. Hingga kebangkitan Klan Jin dari Suku Manchu yang akhirnya menggeser dinasti Ming dengan berdirinya Dinasti Qing di Tiongkok.

Kekaisaran Persia-Iran

Sasaniyah (500–600)

Kekaisaran Sasaniyah (bahasa Persia: دودمان ساساني, Dudmân Sâsâni), Kekaisaran Wangsa Sasan, atau Kekaisaran Persia Baru adalah kekaisaran bangsa Iran yang ketiga dan kekaisaran Persia yang kedua. Kekaisaran Sassania merupakan Kekaisaran Persia pra-Islam terakhir dan dipimpin oleh Dinasti Sassania pada tahun 224 hingga 651 M. Kekaisaran Sassania, yang menggantikan Kekaisaran Parthia atau Kekaisaran Arkasid, diakui sebagai salah satu kekuatan utama di Asia Barat, Selatan, dan Tengah, bersama dengan Kekaisaran Romawi dan Kekaisaran Bizantium, dalam periode selama lebih dari 400 tahun.

Bangsa Sassania menamakan kerajaan mereka Eranshahr (Wilayah kekuasaan bangsa Iran (Arya)) atau Ērān dalam bahasa Persia Pertengahan, yang menghasilkan istilah Iranshahr and Iran dalam bahasa Persia Baru. Masa kekuasaan Sassania terbentang sepanjang periode Abad Kuno Akhir, dan dianggap sebagai salah satu periode yang paling penting dan berpengaruh dalam sejarah Iran. Dalam banyak hal periode Sassania menyaksikan pencapaian tertinggi kebudayaan Persia, dan melambangkan kemegahan Kekaisaran Iran terakhir sebelum penaklukan muslim dan berkembangnya agama Islam.

Samaniyah (892–961)

Dinasti Samaniyah (bahasa Persia: سلسلهٔ سامانیان), juga dikenal sebagai Kekaisaran Samaniyah atau hanya Samaniyah (819–999) (bahasa Persia: سامانیان Sāmāniyān) adalah negara dan kekaisaran Tajik yang penting di Asia Tengah dan Khorasan Raya, dinamai dari pendirinya Saman Khuda yang berubah agama menjadi Islam Sunni meskipun memiliki kebangsawanan teokratik Zoroastrian. Dinasti ini adalah dinasti Persia pertama di Iran Raya dan Asia Tengah setelah penaklukan oleh Arab dan runtuhnya Kekaisaran Sassania.

Dinasti Samaniyah disatukan sekali lagi oleh Ismail Samani yang membawa ke era kejayaanya (892–907). Dinasti Samaniyah dibubarkan tahun 999, setelah dikalahkan oleh Ghaznawiyah dan Kara Khanid.

Kekaisaran Timuriyah (bahasa Persia: تیموریان) atau Turan, atau sebutan diri Gurkani (bahasa Persia: گورکانیان ), adalah Monarki Persia-Turki-Mongol yang meliputi wilayah saat ini Uzbekistan, Iran, Kaukasus Selatan, Mesopotamia, Afghanistan, seluruh Asia Tengah, juga sebagian India, Pakistan, Suriah and Turki. Kekaisaran ini didirikan oleh Timur (juga dikenal sebagai Tamerlane), seorang panglima perang dari keturunan Turki-Mongol, yang mendirikan kekaisaran, memerintah dari 1370 hingga kematiannya pada 1405. Pada tahun 1467, dinasti Timuriyah yang berkuasa, kehilangan sebagian besar Persia ke tangan Azerbaijan dan konfederasi Aq Qoyunlu. Tetapi anggota dinasti Timurid terus memerintah negara bagian yang lebih kecil, kadang-kadang dikenal sebagai Keamiran Timuriyah, di Asia Tengah dan sebagian India.

Era Timuriyah membangkitan kembali dunia Islam yang sebelumnya diliputi kekalahan dan kemunduran khususnya akibat serangan bangsa Mongol dan Pasukan Salib. Renaisans Timuriyah menyaksikan kembali kebangkitan seni dan ilmu pengetahuan di dunia Islam. Renaissance Timuriyah pada akhirnya diteruskan oleh Mughal India dan memiliki pengaruh yang signifikan pada negara-negara lain dari Zaman Bubuk Mesiu Islam (Turki Utsmaniyah dan Safawi Iran).

Timuriyah mengalami perang suksesi yang menyebabkan kemunduran, wilayahnya di bagi Transoxiana dan Khurasan. Beberapa kali diserang oleh suku Uzbek, kejatuhan Samarkand (1505) dan Kejatuhan Herat (1507) menandai berakhirnya Timuriyah. Penguasa Kabul, Zahir-ud-din Muhammad Babur pada 1526 meneruskan penaklukan ke India dengan mendirikan Kekaisaran Mughal.

Kekaisaran Romawi Timur (500-1050)

Kekaisaran Romawi Timur (bahasa Latin: Imperium Romanum) atau Kekaisaran Bizantium (ejaan lain: BizantinByzantinByzantineByzantium) adalah wilayah timur Kekaisaran Romawi yang terutama berbahasa Yunani pada Abad Kuno dan Pertengahan. Penduduk dan tetangga-tetangga Kekaisaran Romawi Timur menjuluki negeri ini Kekaisaran Romawi atau Romania (Yunani: Ῥωμανία, Rōmanía). Kekaisaran ini berpusat di Konstantinopel, dan dikuasai oleh kaisar-kaisar yang merupakan pengganti kaisar Romawi kuno setelah runtuhnya Kekaisaran Romawi Barat.

Negeri ini berdiri selama lebih dari ribuan tahun. Selama keberadaannya, Romawi Timur merupakan kekuatan ekonomi, budaya, dan militer yang kuat di Eropa, meskipun terus mengalami kemunduran, terutama pada masa Peperangan Romawi-Persia dan Romawi Timur-Arab. Kekaisaran ini direstorasi pada masa Dinasti Makedonia, bangkit sebagai kekuatan besar di Mediterania Timur pada akhir abad ke-10, dan mampu menyaingi Kekhalifahan Fatimiyah. Setelah tahun 1071, sebagian besar Asia Kecil direbut oleh Turki Seljuk. Restorasi Komnenos berhasil memperkuat dominasi pada abad ke-12, tetapi setelah kematian Andronikos I Komnenos dan berakhirnya Dinasti Komnenos pada akhir abad ke-12, kekaisaran kembali mengalami kemunduran. Romawi Timur semakin terguncang pada masa Perang Salib Keempat tahun 1204, ketika kekaisaran ini dibubarkan secara paksa dan dipisah menjadi kerajaan-kerajaan Yunani dan Latin yang saling berseteru. Kekaisaran berhasil didirikan kembali pada tahun 1261 di bawah pimpinan kaisar-kaisar Palaiologos, tetapi perang saudara pada abad ke-14 terus melemahkan kekuatan kekaisaran. Sisa wilayahnya dicaplok oleh Kesultanan Utsmaniyah dalam Peperangan Romawi Timur-Utsmaniyah. Akhirnya, Konstantinopel berhasil direbut oleh Utsmaniyah pada tanggal 29 Mei 1453, menandai berakhirnya Kekaisaran Romawi Timur.

Negara Wari-Tiwanaku (500-1100an)

Negara Wari adalah sebuah formasi politik yang berdiri dari tahun 600 hingga 1100 di wilayah pegunungan Peru. Negara ini berdiri pada saat yang sama dengan Tiwanaku. Reruntuhan kota yang terletak di dekat kota Chiclayo modern ini menunjukkan bahwa kebudayaan Wari tersebar jauh hingga ke utara.

Negara Tiwanaku (bahasa Spanyol: Tiahuanaco atau Tiahuanacu) adalah sebuah entitas Pra-Columbus yang berpusat di kota Tiwanaku, Bolivia barat. Wilayah negara ini terbentang dari Danau Titicaca hingga wilayah Peru dan Chile saat ini. Kedua Negara ini berdiri dari tahun 300 hingga 1150. Sebagai salah satu peradaban yang paling penting di Amerika Selatan sebelum munculnya Kerajaan Inka.

Kekaisaran Tibet (650-842)

Kekaisaran Tibet (Tibet: བོད་ ཆེན་ པོ; Wylie: bod chen po, “Tibet Agung”), dikenal juga dengan nama Kerajaan Tubo, adalah sebuah kekaisaran yang pernah ada dari abad ke-7 sampai abad ke-9 EU (tahun 618 sampai 842 EU) ketika Songtsän Gampo, Tsenpo atau raja ke-33 dari suku Tubo, yang merupakan pemimpin tertinggi di Tibet, meyatukan lebih dari 10 suku-suku untuk mendirikan sebuah kerajaan yang disebut Kerajaan Tubo, dikenal juga sebagai Kekaisaran Tibet, dengan ibu kotanya di kota di mana kota Lhasa sekarang berada.

Songtsän Gambo menikmati hubungan baik dengan Dinasti Tang (618-907 EU). Pemerintahannya diuntungkan dari teknologi yang ditemukan oleh para ahli dari Dinasti Tang, dan dia dipengaruhi oleh budaya dan politik Tang.

Pada saat itu, Namri Songtsen (juga dikenal sebagai Namri Löntsän) adalah pemimpin klan yang menang satu per satu atas semua klan tetangganya. Dia menguasai semua daerah sekitar, Lhasa sekarang, sebelum pembunuhannya sekitar 618. Negara regional yang baru lahir ini kemudian dikenal sebagai Kekaisaran Tibet. Pemerintahan Namri Songtsen mengirimkan dua dutanya ke Dinasti Sui Tiongkok pada tahun 608 dan 609, menandai penampilan Tibet di kancah internasional.

Kekhalifahan Arab (650–850)

Kekhalifahan Rasyidin (632–661)

Kekhalifahan Rasyidin (bahasa Arab: الخلافة الراشدية al-khilafat ar-Rāsyidīyah) adalah kekhalifahan yang berdiri setelah wafatnya Nabi Muhammad pada tahun 632 M, atau tahun 11 H. Kekhalifahan ini terdiri atas empat khalifah pertama dalam sejarah Islam, yang disebut sebagai Khulafaur Rasyidin. Pada puncak kejayaannya, Kekhalifahan Rasyidin membentang dari Jazirah Arab, sampai ke Levant, Kaukasus dan Afrika Utara di barat, serta sampai ke dataran tinggi Iran dan Asia Tengah di timur. Kekhalifahan Rasyidin merupakan negara terbesar dalam sejarah sampai masa tersebut.

Kekhalifahan Umayyah (661–750)

Kekhalifahan Umayyah yang dipimpin oleh Bani Umayyah (bahasa Arab: بنو أميةBanu UmayyahDinasti Umayyah) atau adalah kekhalifahan Islam dinasti pertama setelah masa Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661 sampai 750 di Jazirah Arab dan sekitarnya (beribu kota di Damaskus); serta dari 756 sampai 1031 di Cordoba, Spanyol sebagai Kekhalifahan Cordoba. Nama dinasti ini dirujuk kepada Umayyah bin ‘Abd asy-Syams, kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu Muawiyah bin Abu Sufyan atau kadang kala disebut juga dengan Muawiyah I.

Masa ke-Khilafahan Bani Umayyah hanya berumur 90 tahun yaitu dimulai pada masa kekuasaan Muawiyah bin Abu Sufyan, yaitu setelah terbunuhnya Ali bin Abi Thalib, dan kemudian orang-orang Madinah membaiat Hasan bin Ali namun Hasan bin Ali menyerahkan jabatan kekhalifahan ini kepada Mu’awiyah bin Abu Sufyan dalam rangka mendamaikan kaum muslimin yang pada masa itu sedang dilanda bermacam fitnah yang dimulai sejak terbunuhnya Utsman bin Affan, pertempuran Shiffin, perang Jamal, terbunuhnya Ali bin Abi Thalib, serta penghianatan dari orang-orang Khawarij[5] dan Syi’ah.

Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik di timur maupun barat, wilayah kekuasaan Islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-daerah itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arab, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Turkmenistan, Uzbekistan, dan Kirgistan di Asia Tengah.

Disamping ekspansi kekuasaan Islam, Bani Umayyah juga banyak berjasa dalam pembangunan di berbagai bidang. Muawiyah bin Abu Sufyan mendirikan dinas pos dan tempat-tempat tertentu dengan menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang jalan. Dia juga berusaha menertibkan angkatan bersenjata dan mencetak mata uang. Pada masanya, jabatan khusus seorang hakim (qadhi) mulai berkembang menjadi profesi tersendiri, Qadhi adalah seorang spesialis dibidangnya. Abdul Malik bin Marwan mengubah mata uang Bizantium dan Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Untuk itu, dia mencetak uang tersendiri pada tahun 659 M dengan memakai kata-kata dan tulisan Arab. Khalifah Abdul Malik bin Marwan juga berhasil melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan dan memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi pemerintahan Islam. Keberhasilan ini dilanjutkan oleh puteranya Al-Walid bin Abdul-Malik (705-715 M) meningkatkan pembangunan, di antaranya membangun panti-panti untuk orang cacat, dan pekerjanya digaji oleh negara secara tetap. Serta membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya, pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan dan masjid-masjid yang megah.

Kekhalifahan Abbasiyah (750–850)

Kekhalifahan Abbasiyah (Arab: الخلافة العباسية, al-khilāfah al-‘abbāsīyyah) dipimpin Bani Abbasiyah (Arab: العباسيون, al-‘abbāsīyyūn) adalah kekhalifahan dinasti kedua Islam yang berkuasa di Baghdad (sekarang ibu kota Irak) dan kemudian berpindah ke Kairo sejak tahun 1261. Kekhalifahan ini berkembang pesat dan menjadikan dunia Islam sebagai pusat pengetahuan dunia. Kekhalifahan ini berkuasa setelah merebutnya dari Bani Umayyah dan menundukkan semua wilayahnya kecuali Andalusia. Bani Abbasiyah merujuk kepada keturunan dari paman Nabi Muhammad yang termuda, yaitu Abbas bin Abdul-Muththalib (566-652), oleh karena itu mereka juga termasuk ke dalam Bani Hasyim.

Berkuasa mulai tahun 750 dan memindahkan ibu kota dari Damaskus ke Baghdad. Berkembang selama tiga abad, tetapi pelan-pelan meredup setelah naiknya bangsa Turki yang sebelumnya merupakan bahagian dari tentara kekhalifahan yang mereka bentuk, dan dikenal dengan nama Mamluk. Selama 150 tahun mengambil kekuasaan memintas Iran, kekhalifahan dipaksa untuk menyerahkan kekuasaan kepada dinasti-dinasti setempat, yang sering disebut amir atau sultan.

Menyerahkan Andalusia kepada keturunan Bani Umayyah yang melarikan diri, Maghreb dan Ifriqiya kepada Aghlabiyyah dan Fatimiyah. Kejatuhan totalnya pada tahun 1258 disebabkan serangan bangsa Mongol yang dipimpin Hulagu Khan yang menghancurkan Baghdad dan tak menyisakan sedikitpun dari pengetahuan yang dihimpun di perpustakaan Baghdad. Kekhalifahan Bani Abbasiyah berlanjut di Kairo mulai tahun 1261 dibawah naungan Kesultanan Mamluk Mesir. Kekhalifahan di Kairo ini berakhir ketika Mesir di taklukan Kesultanan Utsmaniyah tahun 1517 dan gelar khalifah di klaim oleh dinasti Utsmaniyah Turki.

Kekaisaran Bangsa Turk

Kekhanan Göktürk (550-600)

Kekhanan Turk (552–744; Turk kuno: , Hanzi: 突厥汗国; Pinyin: Tūjué hánguó), Skyturks, atau Kekhanan Göktürk adalah sebuah kekhanan yang didirikan oleh klan Ashina dari Göktürk pada abad pertengahan di Asia Dalam. Di bawah kepemimpinan Bumin Qaghan (wafat tahun 552) dan anak-anaknya, Ashina menggantikan Kekhanan Rouran sebagai kekuatan utama di Dataran Tinggi Mongolia dan mendirikan kerajaan kuat, yang dengan cepat memperluas untuk memerintah wilayah yang sangat besar di Asia Tengah. Kekhanan ini berinteraksi secara ekstensif dengan berbagai dinasti yang berpusat di Tiongkok Utara, dan untuk waktu yang penting melakukan kontrol yang cukup besar atas perdagangan Jalur Sutera yang menguntungkan.

Dinasti pertama runtuh pada tahun 581, mengawali serangkaian konflik politik dan perang saudara yang menyebabkan perpecahan kekhanan di faksi Göktürk Timur dan Göktürk Barat, yang akhirnya ditaklukkan oleh Dinasti Tang. Göktürk Timur sebagai negara upeti dan Göktürk Barat sebagai negara vasal Dinasti Tang,

Satu abad kemudian, sebuah kekhanan yang kedua, yang diperbaharui, Kekhanan Turk muncul pada tahun 682 dan berlangsung sampai tahun 744, sampai digulingkan oleh Kekhaganan Uighur, bangsa Uighur sendiri merupakan sebuah kelompok bangsa Turk.

Kekhanan Turk Barat atau Kekhanan Onoq (Hanzi: 西突厥; Pinyin: Xi tūjué) adalah sebuah kekhanan Turk yang terbentuk sebagai hasil dari perang yang dimulai pada abad ke-7 (593 – 603 M) setelah pemisahan Kekhanan Göktürk (didirikan pada abad ke-6 di Mongolia oleh klan Ashina) menjadi kekhanan Barat dan Kekhanan Turk Timur. Pada puncaknya, Kekhanan Turk Barat mencakup daerah yang sekarang merupakan negara Kazakhstan, Kirgizstan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan.

Elite yang berkuasa dari Kekhanan Turk Barat adalah Onogurs – Oğuz (harfiah “panah”), sebuah subdivisi dari suku Turk. Nama Onugurs berasal dari bahasa proto-Turk Onoq (“sepuluh panah”). Awalnya, kekhanan Barat mencari hubungan persahabatan dengan Kekaisaran Romawi Timur, dalam rangka memperluas wilayah mereka dengan mengorbankan musuh bersama mereka, Kekaisaran Persia Sassaniyah.

Turk Barat sempat ditaklukan oleh Dinasti Tang dalam Kampanye militer Tang terhadap Turk Barat (640-712). Dengan status negara bawahan Dinasti Tang dari 657–742. Kekhanan Turk Barat dan Timur bersatu kembali sebagai Kekhanan Turk pada tahun 682.

Seljuk Raya (1050–1141)

Kesultanan Seljuk Raya atau Kekaisaran Seljuk Agung (Persia : آلسلجوقيان دولت, Turki : Büyük Selçuklu Devleti) adalah imperium Islam Sunni abad pertengahan yang pernah menguasai wilayah dari Hindu Kush sampai Anatolia timur dan dari Asia Tengah sampai Teluk Persia. Dari tempat awal mereka di Laut Aral, Seljuk bergerak pertama ke Khorasan dan lalu ke Persia daratan sebelum menguasai Anatolia timur. Kekaisaran ini didirikan oleh Dinasti Seljuk.

Kesultanan Seljuk Raya semakin gemilang ketika memenangkan Pertempuran Manzikert 1071, sebagai permulaan Perang Salib. Kekuasaan efektif menaklukan wilayah Romawi Timur di Anatolia, mengusir pengaruh Dinasti Buwaihi di Kekhalifahan Abbasiyah. Tahun 1077 beberapa wilayah penting memerdekakan diri seperti Kesultanan Rum dan Kesultanan Seljuk Kerman, yang kemudian diserap oleh Ayyubiyah. Dinasti Seljuk mengalami kemunduran setelah kekalahan telak dari Kekhanan Kara-Khitan, dalam Pertempuran Qatwan 1141. Kesultanan Seljuk Raya ditaklukan oleh Khwarezmia tahun 1194.

Kesultanan Utsmaniyah, nama resmi Daulat/Negara Agung Utsmaniyah (Turki Utsmaniyah: دولت عليه عثمانیه Devlet-i ʿAliyye-yi ʿOsmâniyye; sering disebut dalam bahasa Turki modern sebagai Osmanlı İmparatorluğu (Kekaisaran Utsmaniyah) atau Osmanlı Devleti (Negara Utsmaniyah); kadang disebut Kesultanan Turki atau Turki saja; (sering pula disebut Kekaisaran Ottoman yang diambil dari ejaan Barat) adalah kekaisaran lintas benua yang didirikan oleh suku-suku Turki di bawah pimpinan Osman Bey di barat laut Anatolia pada tahun 1299. Setelah 1354, Utsmaniyah melintasi Eropa dan memulai penaklukkan Balkan, mengubah negara Utsmaniyah yang hanya berupa kadipaten kecil menjadi negara lintas benua. Utsmani mengakhiri riwayat Kekaisaran Romawi Timur seiring penaklukan Konstantinopel oleh Mehmed II tahun 1453.

Sepanjang abad ke-16 dan 17, tepatnya pada puncak kekuasaannya di bawah pemerintahan Suleiman Al-Qanuni, Kesultanan Utsmaniyah adalah salah satu negara terkuat di dunia, imperium multinasional dan multibahasa yang mengendalikan sebagian besar Eropa Tenggara, Asia Barat/Kaukasus, Afrika Utara, dan Tanduk Afrika. Pada awal abad ke-17, kesultanan ini terdiri dari 32 provinsi dan sejumlah negara vasal, beberapa di antaranya dianeksasi ke dalam teritori kesultanan, sedangkan sisanya diberikan beragam tingkat otonomi dalam kurun beberapa abad.

Kekaisaran-kekaisaran di India

Kekaisaran Gupta (500)

Kemaharajaan Gupta diperintah oleh raja-raja wangsa Gupta sejak 320 M sampai 550 M. Wilayahnya meliputi hampir seluruh India utara. Zaman Kemaharajaan Gupta dianggap sebagai Masa Keemasan India dalam ilmu pengetahuan, matematika, astronomi, agama dan filsafat. Kedamaian yang ada selama kekuasaan kemaharajaan Gupta membuat pengejaran ilmu pengetahuan dan artistik. Sejarawan menyejajarkan dinasti Gupta bersama dengan Dinasti Han, Dinasti Tang dan Kekaisaran Romawi sebagai model peradaban klasik. Para raja Gupta bukanlah penganut Buddha, melainkan Hindu.

Pada masa Gupta, India menjadi kuat dan makmur. Gupta juga mampu menciptakan kedamaian di India sehingga perdagangan dengan Tiongkok, melalui Sogdiana di Asia Tengah, berkembang pesat. Peziarah Buddha dan ilmuwan juga saling bepergian antara Tiongkok dan India. Ini membuat ilmu pengetahuan India mengalami kemajuan, salah satunya adalah penemuan angka nol. Ilmuwan India juga berhasil mengolah tebu menjadi gula sekitar 350 M. Para pedagang India menjual gula ini ke Tiongkok. Salah satu hasil dari perdagangan dengan Tiongkok adalah dibawanya versi awal permainan catur ke India.

Pada 455 M suku Hun menyerbu India dari utara dan menghancurkan Kekaisaran Gupta. Setelah itu India kembali terpecah menjadi banyak kerajaan kecil hingga datangnya serbuan oleh Muslim sekitar 1000 M.

Kiriman serupa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *