Pasukan Militer Mesir membunuh seorang teroris dan menghancurkan lima tempat persembunyian di bagian tengah Provinsi Sinai Utara berbatasan dengan Israel dan Jalur Gaza. Hal tersebut disampaikan langsung oleh juru bicara militer Mesir dalam sebuah pernyataan.
“Kekuatan penegakan hukum dari kelompok militer Mesir berhasil membunuh anggota teroris yang sangat berbahaya di Sinai Tengah dengan senapan mesin, amunisi, dan kacamata pembesar yang dimilikinya,” kata juru bicara militer Tamer al Refaay, dilansir dari
Pasukan juga menghancurkan dua mobil, sebuah sepeda motor, dan lima tempat persembunyian yang berisi sejumlah besar bahan bakar dan bahan peledak milik para teroris. Pekan lalu, sebuah serangan militer juga menewaskan seorang teroris dan menangkap 22 tersangka di provinsi tersebut.
Provinsi Sinai Utara telah menjadi pusat serangan teroris yang menewaskan ratusan polisi dan tentara menyusul pengusiran militer mantan presiden Mesir Mohamed Morsi pada Juli 2013 sebagai tanggapan atas demonstrasi massa melawan peraturan 12 bulan dan kelompok Ikhwanul Muslimin yang sekarang masuk daftar hitam.
Serangan tersebut kemudian berlanjut ke beberapa provinsi lainnya termasuk Kairo dan mulai menargetkan kelompok minoritas Kristen Koptik dengan cara pengeboman gereja. Sebagian besar serangan tersebut diklaim oleh Wilayat Sinai, kelompok berbasis Sinai yang berafiliasi dengan kelompok teroris ISIS.
Terorisme di Mesir tidak hanya menargetkan personel keamanan dan penganut Kristen Koptik, karena sebuah serangan teroris pernah menargetkan sebuah masjid di kota Sinai Utara dan mewaskan 310 Muslim dan melukai lebih dari 120 lainnya, menandai serangan teror paling mematikan dan yang pertama menyerang Muslim dalam sejarah modern Mesir.
Pada akhir November 2017, Presiden Abdel Fattah al-Sisi memerintahkan kepala staf tentara untuk mengembalikan keamanan dan stabilitas di bagian bergejolak di Semenanjung Sinai dalam waktu tiga bulan. Pasukan keamanan Mesir sejauh ini telah membunuh ratusan teroris dan menangkap ribuan tersangka selama perang antiteror di negara yang terkenal akan Sungai Nil tersebut.