Grenzschutgruppe-9 atau disingkat GSG-9 dalam Bahasa Indonesia berarti Grup Penjaga Perbatasan-9. Ini adalah unit antiteror utama Kepolisian Jerman.
GSG-9 dibentuk sebagai respons atas pembantaian 11 atlet Israel di Olimpiade Munich di Jerman Barat tahun 1972.
Kurang dari setahun, GSG-9 sudah terbentuk. Para personel GSG-9 direkrut secara ketat dari para personel German Federal Border Guard yang berminat.
Sejak saat itu, GSG-9 telah melaksanakan berbagai misi penyelamatan sandera. Unit ini memiliki kemampuan tiga matra, yaitu darat, laut, dan lintas udara.
Kapabilitas GSG-9 dibuktikan pertama kali pada 18 Oktober 1977, saat satu tim GSG-9 menyerbu pesawat Lufthansa yang dibajak oleh empat teroris Arab dan diterbangkan ke Bandara Mogadishu, Somalia.
Dalam operasi berisiko tinggi tersebut, tiga teroris tewas. Sementara dari tim GSG-9 tidak ada korban jiwa.
Unit pertama yang disebut Combat Unit 1 (GSG-9/1), memiliki 100 personel. Personel ini dibagi lagi dalam tim-tim Special Combat Team, berkekuatan lima orang.
Yang terakhir adalah GSG-9/3. Unit dengan jumlah personel 50 orang ini berkemampuan lintas udara (linud). Grup Penerbangan Penjaga Perbatasan (Grenschutz-Fliergruppe) mendukung GSG-9/3 termasuk penyediaan helikopter dalam pelatihan-pelatihan serta misi yang dilaksanakan oleh unit ketiga ini.
Saat ini GSG-9 dikenal dengan nama GSG-9 der Bundespolizei.