Militer Dunia – Sejarah banyak menyebutkan sosok pemimpin hebat adalah seseorang yang memiliki pandangan strategis dalam peperangan. Namun bukan hanya itu, kegigihan para pemimpin tersebut juga patut diacungi jempol. Mereka pantang menyerah dalam mewujudkan tujuan, meski nyawa taruhannya.
1. Napoleon Bonaparte
Napoleon Bonaparte merupakan kaisar Prancis dari tahun 1804 hingga 1814, dan sekali lagi pada tahun 1815. Beliau dianggap sebagai salah satu pemimpin militer terhebat karena strateginya yang apik dalam menaklukan sebagian besar Eropa pada awal abad ke-19.
Puncak karier militer Napoleon terjadi ketika menghadapi pasukan gabungan Kekaisaran Rusia dan Austria di Pertempuran Austerlitz tahun 1805. Saat itu Napoleon menggunakan taktik yang sama dengan Frederick the Great untuk memancing musuh melancarkan serangan duluan, dengan cara force march. Napoleon menyerang pusatnya, menyelimuti musuh, dan akhirnya menempatkan pasukannya di belakang musuh untuk memutus komunikasi lawan.
Napoleon juga membawa pengaruh besar dalam perubahan sistem hukum Eropa dan memperkenalkan kebijakan liberal pada negara-negara yang diperintahnya. Hingga kini namanya masih terkenal di seluruh dunia.
2. Sun Tzu
Sun Tzu adalah seorang jenderal, pemimpin, filsuf, sekaligus ahli strategi legendaris asal Tiongkok. Tidak banyak informasi pasti yang diketahui tentang Sun Tzu, tetapi ia paling terkenal karena bukunya The Art of War, sebuah panduan tentang cara terlibat dalam konflik dan pertempuran dengan sukses. Buku ini telah diterbitkan 2500 tahun yang lalu, dan sampai sekarang masih terus menjadi buku terlaris di seluruh dunia.
Sun Tzu mengajarkan berperang dengan sudut pandang psikologis. Hal terpenting bukanlah kekuatan, melainkan strategi. Sun Tzu menekankan untuk memahami pikiran lawan dan mengubahnya menjadi kekuatan, memanfaatkan kelemahan mereka untuk mengamankan kemenangan. Karena pada dasarnya semua peperangan adalah tipu daya belaka.
Kenyataannya meski era sudah berubah, ajaran Sun Tzu masih bisa diaplikasikan dalam kehidupan modern saat ini. Dalam The Art of War, Sun Tzu membimbing kita agar tidak membuat keputusan emosional yang terburu-buru dan menekankan pentingnya pengetahuan. Kemudian beliau juga mengajarkan agar terus merendah dan menganalisa lingkungan dan lawan dengan baik, jika dibutuhkan baru melawannya
3. Alexander the Great
Waktu hidup yang singkat tidak menahan Alexander the Great menjadi salah satu ahli strategi militer terhebat sepanjang masa. Setelah mewarisi kerajaan Makedonia pada usia 20 tahun pada tahun 336 SM, Alexander mulai memperluas kekaisaran yang dibangun ayahnya, Philip II. Sebagai raja, Alexander berhasil menaklukkan Kekaisaran Persia pertama, memperluas wilayah hingga ke wilayah Pakistan dan India.Alexander mendapat julukan kehormatan “The Great” karena keberhasilannya yang tak tertandingi sebagai komandan militer. Ia tidak pernah kalah dalam pertempuran, meskipun biasanya kalah jumlah. Kejeniusan Alexander terletak pada kemampuan alaminya yaitu beradaptasi dengan situasi dan berimprovisasi di medan perang. Kecemerlangan strategis Alexander yang inovatif, kemampuan beradaptasi selama pertempuran, dan kesetiaan tak tergoyahkan yang ditanamkannya pada anak buahnya menjadikan Alexander salah satu ahli strategi militer terhebat sepanjang masa.
4. Julius Caesar
Julius Caesar merupakan seorang jenderal dan politikus Romawi yang menyebut dirinya diktator Kekaisaran Romawi, pemerintahannya hanya bertahan kurang dari satu tahun sebelum ia dibunuh oleh rival politiknya pada tahun 44 SM. Sama seperti Alexander, sampai sekarang nama Julius Caesar juga masih menjadi perbincangan hangat.
Di balik semua kontroversi yang ada, tidak dapat dimungkiri Julius Caesar adalah komandan yang jenius, adaptif, dan inovatif. Hal ini telah ia buktikan di berbagai peperangan, salah satunya yang paling terkenal yaitu Perang Galia dan Perang Saudara. Sebab itu Julius Caesar mendapatkan reputasi sebagai seorang jenderal dan politisi legendaris dengan visi strategis yang unik dan taktik inovatifnya di medan perang dan masih dipelajari serta dikagumi hingga hari ini.
5. Scipio Africanus
Scipio Africanus merupakan jenderal Romawi sekaligus musuh bebuyutan Hannibal. Kariernya dimulai saat ayahnya, seorang konsul Romawi, terbunuh selama Perang Punisia Kedua, sejak itu Scipio mengambil alih kepemimpinan militer dan membuktikan dirinya sebagai jenderal dan ahli taktik yang berbakat.
Salah satu kekalahan paling berdarah Scipio oleh Hannibal terjadi di Cannae, di mana sekitar 60.000 orang Romawi tewas dalam pertempuran satu hari. Sejak itu Scipio mempelajari taktik Hannibal tentang pentingnya kecepatan, kejutan, dan kekuatan yang luar biasa. Oleh karena itu, ia melancarkan serangan balasan terhadap Hannibal di Pertempuran Zama pada tahun 202 SM dan berhasil menang.
Scipio tidak pernah mempertimbangkan kematian, atau situasi seandainya ia harus menyerah pada musuh. Sebaliknya Scipio terus memutar otak, mengumpulkan dan mempersiapkan pasukan untuk langkah selanjutnya. Bagi Scipio, tidak perlu malu jika kalah, justru yang lebih memalukan adalah menyerah.